Aku menarik tangan Putri, mencegah agar di tetap disini dan kembali bicara denganku. Tapi dia menurunkan tanganku dengan satu tangan yang lainnya agar aku bisa melepaskan cengkraman tangan padanya.
"Maaf, mungkin permintaanku keterlaluan untukmu. Tak apa, aku mengerti. Mas Umar juga pasti tidak akan mau menikah lagi hanya demi seorang anak, tapi tolong jangan kasihani aku. Aku bisa mencari uang dengan caraku sendiri," katanya pula.
"Bukan itu maksudku, Putri. Aku hanya ingin kita bicara baik-baik, jika kamu butuh uang, maka aku bisa—"
"Mbak, aku mengerti kamu kaya. Aku juga tahu kamu istri dari seorang manager di perusahaan besar, tapi aku bukan orang yang suka di kasihani. Aku bisa memberikan anak untuk suamimu jika mau, tapi tidak gratis. Tidak ada yang gratis di dunia ini, dan aku hanya butuh uang untuk keperluanku."