Aku dan bunda duduk sebentar di ruang tunggu sembari menunggu Umar yang sedang menebus obat di apotek. Kami duduk bersebelahan dengan pandangan lurus ke depan. Tidak ada obrolan apapun yang berarti selain elusan pelan di pundakku yang datang dari bunda.
Tak lama berselang, seorang wanita ikut duduk di sebelahku, dia terlihat tidak asing dengan pakaian formal dan juga jilbab pashmina putih yang melilit di kepalanya. Aku menoleh ke kanan, melihat wajah wanita yang duduk di sebelahku dengan seksama.
"Putri?" tebakku saat melihat wajahnya yang tidak asing.
Dia menoleh lalu tersenyum. Dia sedikit tidak mengenaliku karena memakai cadar dan juga pandangan yang sedikit sayu. Tapi dia berusaha ramah dan menyapa bunda juga, padahal mereka sama sekali tidak saling kenal.
"Ini aku, Elyana istrinya Umar. Kamu masih ingat?" kataku.