Putri menghampiri Umar yang tengah duduk di lobby sendirian. Dia kelihatan lelah setelah menghandle pekerjaan yang tadi sempat tidak tertangani disini. Dia membawakan sebotol air mineral dingin untuk Umar.
"Kerja bagus," pujinya pada Umar.
"Terima kasih," balas Umar sambil mengambil air pemberian Putri.
Putri duduk di sofa single yang ada di sebelah kanan Umar, tidak bersebelahan, tapi ada di bagian kanan depan Umar. Putri kelihatan mengamati wajah Umar yang tampak kusut dari pada biasanya, dia juga tidak akan pernah lupa dengan apa yang kukatakan padanya kemarin.
Umar memang tidak pernah cerita apapun tentang kondisi istrinya pada orang-orang di kantor, bahkan Putri juga tidak akan tahu kalau istrinya sakit kalau bukan aku yang cerita langsung padanya. Sampai akhirnya Putri memberanikan diri untuk bertanya.
Kenapa Umar tampak murung? Lelaki itu hanya menjawab jika beberapa hari belakangan ini dia sedang banyak pikiran, istrinya sakit tapi tidak di jelaskan sakitnya apa.