Hari-hari berjalan normal setelah aku kembali ke Jakarta, bahkan sekarang aku lebih sering mengurus anak dari pada mengerjakan pekerjaan rumah. Untungnya bunda dengan senang hati mau membantuku mengurus rumah, dia bisa memasak juga beberes sesuai dengan kondisi rumah.
Sebenarnya aku tidak mau kalau sampai dia merasa jadi pembantu di rumah anaknya sendiri, tapi dia lah yang menawarkan diri untuk membantu pekerjaan rumah sambil dibantu oleh Mira sesekali. Aku menemani Nara dan Rizky bermain setiap kali mereka bekerja di dapur, sementara Umar hanya sibuk dengan pekerjaannya saja.
Sejak kejadian di rumah bunda kemarin, aku jadi lebih banyak diam pada Umar, tidak terlalu sering mengajaknya bicara apa lagi sampai mengobrol panjang. Umar biasa saja, tapi aku yang selalu merasa tidak senang setiap kali mengingat perkataannya.
