Sebelum kembali pulang ke rumah, kami makan malam siang dulu dengan makanan yang sudah kumasak. Mumpung anak-anak sedang tidur, kami pun memanfaatkan waktu untuk makan siang bersama. Berlima di meja makan, Azka lebih memilih untuk makan di depan tv.
Habib sudah setuju untuk menjual apartemen ini, dia juga yang akan berupaya sendiri untuk menjual apartemennya bersama dengan rekan kerjanya. Walau awalnya menolak dengan alasan ini adalah apartemen milikku, tapi setelah di bicarakan lagi akhirnya dia mau menerima.
Kulihat Habib dan Farida yang duduk bersebelahan, kelihatannya mereka semakin dekat saja. Kuharap Habib bisa segera mendapatkan ingatannya kembali dan menerima keadaan tentang pernikahannya, itu lebih baik dari pada menjadi seperti ini.
"Maaf, seharusnya aku tidak merepotkanmu seperti ini," kata Habib penuh sesal saat menatapku.