Chapter 262 - BAHAGIA?

Malam harinya, aku dan Umar sudah berbaikan seperti biasanya. Aku juga sudah menceritakan padanya bagaimana kesalnya aku saat memimpikan kejadian yang jauh di luar dugaan antara Umar dan Putri.

Meski aku tidak melihat jelas seperti apa wajah Putri dalam mimpi itu, tapi aku bisa melihat dengan jelas wajah Umar di dalamnya. Siapapun wanita yang bersamanya, aku tidak peduli, yang jelas lelaki itu adalah suamiku.

Tidak mungkin tidak terjadi apa-apa, sementara aku bisa sampai bermimpi buruk dengan perasaan yang gamang luar biasa. Biasanya feeling perempuan itu tidak pernah salah, tapi kata Umar itu hanya sekedar bunga tidur saja.

"Bunga tidur atau bunga-bunga tidur?" tanyaku pada Umar untuk memastikan sekali lagi.

"Hanya bunga tidur, kenapa kamu masih tidak percaya pada suamimu sendiri?"

"Bukannya aku tidak percaya, tapi—"

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS