"Astaghfirullah, El!" seru Umar panik.
Dia langsung menghampiriku yang sudah tertunduk ke bawah dengan setengah badan yang masih ada di tempat tidur, aku benar-benar lemas sampai tak bisa lagi bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke kamar mandi. Alhasil aku muntah disini dengan muntah cair, lebih banyak air yang keluar karena aku memang tidak mengisi perus sejak tadi siang.
Wajahnya kelihatan panik, baru pertama kali ini aku melihatnya sepanik ini sampai dia langsung membantuku untuk kembali berbaring di tempat tidur. Tak peduli dengan najis yang ada di sekitarnya, dia hanya mencemaskan kondisi istrinya yang sekarang terlihat tidak sehat.
Pandanganku buram, kepalaku begitu berat rasanya untuk di angkat sampai aku tak bisa mengendalikan diri. Sepertinya aku benar-benar sakit, tenggorokan juga terasa begitu kering meski sudah di beri minum.
"Ya, Allah ada apa denganmu, El? Kamu sakit?" tanya Umar sambil mengelap keringat yang ada di sekitar kepala.
