Semua orang terlihat bingung saat melihat Umar masuk ke dalam tanpa mengeluarkan kata apapun. Tidak ada juga yang berani bicara padanya, sampai mereka semua hanya melihat Umar berlalu begitu saja.
Sampai akhirnya Habib memberanikan diri untuk memanggil Umar, membuat lelaki itu berhenti melangkah dan terdiam sejenak sebelum dia naik ke atas tangga. Habib berdiri dari duduknya sambil menatap punggung Umar.
"Itu hanya salah paham, aku dan El tidak melakukan apapun," kata Habib dengan suara datar.
Itu sama sekali tidak membantu, justru Umar tidak menghiraukan perkataan itu dan lanjut naik ke atas, masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Ayu buru-buru berdiri dari duduknya dan mendatangiku yang masih berdiri di teras belakang rumah.
Dia panik saat melihatku menangis, bahkan cadar cokelat yang kupakai saat itu pun berubah jadi cokelat tua yang berbeda dengan warna aslinya. Ayu berdiri di sebelahku sambil memberikan pelukan, seolah tahu bagaimana yang kurasakan saat itu.
