Jangankan Umar, aku sendiri menyadari kalau memang sejak kami menikah, kami sama sekali belum pernah punya waktu untuk keluarga kami sendiri. Selalu saja sibuk dengan urusan orang lain, selalu saja sibuk dengan kegiatan yang bahkan tidak seharusnya menjadi tanggung jawab kami.
Kembali flashback ke masa ketika aku dan Habib baru saja menikah, kami bahkan tidak bisa hidup tenang karens terus di ganggu oleh Umar dan juga Farida yang tidak pernah berhenti mencari perkara. Masalah Farida yang katanya hamil di luar nikah, ingin di ceraikan, sampai akhirnya dia keguguran.
Aku terlalu sibuk mengurusi hidup orang lain sampai mengabaikan kebahagiaan suamiku sendiri. Tapi untungnya Habib tidak pernah mengeluh soal itu, dia bahkan selalu mendukung dan memberi support padaku.
Hingga ketika aku menikah dengan Umar, malah kebalikannya. Habib yang menjadi penghalang kami. Sebenarnya dia tidak pantas di sebut penghalang kebahagiaan kami, tapi bagaimana jika memang itu kenyataannya?
