Farida langsung menutup mulutnya saat dia mendengar kabar kalau Habib hilang. Air mata juga dengan cepat berkumpul di pelupuk mata sampai memenuhi pandangan Farida yang mendadak kabur.
Tak percaya dengan apa yang dia dengar, tapi saat dia mendengar suara Umar, akhirnya dia percaya juga.Tentu saja dia khawatir, cemas sampai tidak bisa mengontrol diri. Suaminya hilang di luar sana saat sedang dalam keadaan hilang ingatan bersama perempuan lain.
Dan perempuan itu tak lain adalah aku. Rasa bersalah pasti ada, sampai ingin menangis karena kejadian ini. Habib hilang saat pergi bersamaku, tentu saja itu akan membuat Farida langsung menyalahkanku. Tapi Umar bilang, aku tidak perlu merasa bersalah, lagi pula ini semua terjadi di luar kendali.
"Bagaimana kalau mas Habib bertemu orang jahat? Bagaimana kalau dia mencari preman yang dia ingat itu? Lalu, bagaimana kalau sampai dia—"