Habib memang akan selalu terikat dalam pikiranku, apapun yang terjadi padanya tidak akan pernah lepas dari pemikiranku. Selama dia masih punya ikatan dengan Nara, selama itu juga aku akan terus mengkhawatirkannya.
Namun, siapa sangka hal itu malah membuat pernikahan yang baru saja kujalani malah terganggu karena Habib. Aku tak pernah berhenti memikirkan Umar, membuat suamiku merasa kalau aku mulai menyesal akan pernikahan kami.
Tiga hari sudah kami menikah, Umar masih bersikap dingin padaku, seolah kami bukan suami istri pada umumnya. Dia hanya bicara sesuai kebutuhan, tidak mau menyentuhku, bahkan dengan Nara pun dia bersikap dingin.
Dia memintaku untuk memikirkan kembali apa yang salah denganku. Berusaha untuk meyakinkan kembali diriku bahwa kami sudah menikah, dan seharusnya aku tidak perlu lagi memikirkan Habib. khawatir itu wajar, tapi Umar tidak suka saat kami bersama dan aku malah membuatnya semakin kesal.
