Tiga hari di rumah sakit, masih belum ada kemajuan. Bahkan aku yang sudah bolak-balik ke sana juga masih belum mendengar kabar baik tentang Habib. Semua dekorasi di rumah sudah siap, bahkan tempat duduk untuk mempelai dan penghulu juga sudah siap.
Baju pengantin, pelaminan, hotel, semuanya sudah di persiapkan dengan rapi. Dua hari menjelang hari H, aku dan Umar di larang bertemu dulu sampai hari pernikahan itu tiba. Bunda bilang, tetap lanjutkan saja pernikahan ini, meskipun Habib masih kritis di rumah sakit.
Begitu juga dengan Farida yang sama sekali tidak memintaku untuk menunda pernikahan ini. Namun tetap saja, aku terus kepikiran pada Habib sampai semua aktivitas yang kulakukan tidak berjalan dengan baik.
Terakhir kali aku bertemu dengan Umar kemarin, saat dia mengajakku ke hotel untuk melihat bagaimana dekorasi di sana. Dekorasi bertema monokrom itu memperlihatkan indahnya pelaminan dengan kain putih yang menutupinya.
"Bagaimana, kamu suka?" tanya Umar.
