Aku tak bersungguh-sungguh dengan ucapanku yang begitu kasar pada Habib, sampai aku mengusirnya pergi dari rumah sakit begitu saja saat dia selalu melarangku untuk bicara dengan dokter Faisal.
Pikiran yang kacau, kepanikan dan kekhawatiran, di tambah lagi dengan tingkah Habib yang semakin membuat emosiku tak terkendalikan. Aku pun tak sadar dengan apa yang kulakukan, hingga aku langsung mengatakan apa saja yang aku rasakan saat itu juga.
Tak peduli dengan bagaimana pemikiran Habib terhadapku, aku hanya berpikir bagaimana caranya untuk bisa segera bicara dengan dokter Faisal dan mengetahui kondisi Umar. Betapa terkejutnya aku mendengar penuturan dokter Faisal yang mengatakan bahwa kondisi Umar sangat buruk.