Menangis, hanya itu yang bisa kulakukan di sepanjang jalan menuju rumah sakit. Bersama dengan Faisal, aku membawa Umar menuju rumah sakit tempat Faisal bekerja yang kebetulan menjadi rumah sakit terdekat.
Kami juga sudah menelepon ambulance untuk mengantar pasien lain yang masih ada di lokasi kejadian, tapi kami tidak menggunakan mobil ambulance untuk membawa Umar ke rumah sakit, karena mereka datang terlalu lama.
Kebetulan Faisal juga akan berangkat ke rumah sakit yang sama, jadi kami naik mobilnya dan langsung tancap gas. Tak terhitung lagi berapa banyak darah yang membasahi bajuku, sampai tanganku sendiri sudah berubah warna jadi merah.
Kata Faisal, kemungkinan Umar mengalami pendarahan di otaknya. Kelihatan dari bagaimana banyaknya darah yang keluar, serta lokasi luka yang berada tepat di bagian ubun-ubunnya membuat Faisal langsung menarik kesimpulan.
"Saya akan panggil petugas medis, Bu El tetap disini dan jaga kepalanya agar tidak miring, oke?"