Farida tampak masih berdiri di teras rumahnya ketika Habib meninggalkan rumah setelah tahu kabar kalau aku akan pergi ke Bandung bersama Umar. Rasa kesal meremang di batinnya sambil menggendong Alina yang kini sudah mulai belajar tengkurap.
Ini bukan pertama kalinya, bahkan sebelum ini Habib juga tak pernah lepas dariku. Mungkin dia tidak menunjukkan itu secara langsung, tapi setiap kali mereka bersama, Habib selalu saja membahas sesuatu yang berhubungan denganku.
Entah itu saat di meja makan, Habib selalu bilang, "Biasanya El menyajikan makanan jam tujuh malam atau sebelum sholat isya. Dia juga selalu menyiapkan teh hangat untuk Mas setelah sholat subuh."
Itu adalah perkataan sederhana yang memang menunjukkan seolah-olah Habib masih belum bisa melupakanku. Bahkan Habib secara terang-terangan meminta Farida untuk mengurai rambutnya saat tidur, katanya itu adalah kebiasaanku di malam Jum'at.