Cerita Bara sungguh membuatku merasa ikutan kesal dengan sikap Farida dan Habib yang sama sekali tidak mau menerima kehadirannya di sana. Padahal Bara datang secara baik-baik, dia juga meminta waktu untuk menemui Alina secara baik-baik, tidak dengan ucapan kasar apa lagi memaksa.
Tapi entah kenapa, sikap Farida sama sekali tidak menunjukkan rasa terbuka terhadapnya. Apa lagi Habib yang ikutan mengusir Bara, membuat hati pria yang satu ini merasa begitu kecil sampai ucapan Habib begitu membekas di benaknya.
Pertanyaan di benak Bara adalah, apakah dirinya sekotor itu sampai di larang untuk menemui putrinya sendiri? Tapi jika dia bertanya padaku, maka jawabannya adalah tidak. Siapapun Bara, apapun pekerjaan dan bagaimanapun kehidupan masa lalunya, aku sama sekali tidak menganggapnya kotor.