Tak mengerti dengan maksud dari perkataan Habib yang seolah-olah cemburu melihat adanya Bara di rumah ini, tapi aku tidak begitu mengkhawatirkan bagaimana perasaannya. Kenapa aku harus khawatir? Untuk status kami yang sekarang bukan lagi terikat apa-apa, seharusnya aku memang tidak perlu mengkhawatirkan perasaannya.
Lagi pula kedatangan Bara hanya untuk berkunjung sebagai kakak yang mengunjungi adiknya, kebetulan saja aku sedang sibuk membuat kue donat pagi ini, dan Bara pun dengan senang hati mau membantuku.
Sambil tetap membantuku membawakan beberapa box ke mobil Habib, Bara pun bersenda gurau bersama Azka yang memang mudah akrab dengan orang. Tak peduli siapapun mereka, Azka hanya bersikap sewajarnya sebagai anak yang riang juga senang bercanda.
Habib yang ikut membawa box donat terakhir pun berjalan di belakangku, dia sempat menarik lenganku ketika hendak berbalik badan dan kembali ke rumah. Sementara Azka dan Bara sudah berjalan duluan masuk ke rumah.
