Singkatnya, seorang wanita pasti ingin di dampingi ibunya saat mereka menggendong anak. Seperti yang pernah kukatakan sebelumnya, bahwa wanita itu di lahirkan tiga kali. Menurut dari buku yang kubaca, pertama kali wanita lahir ke dunia, kedua saat mereka menikah, dan ketika saat mereka melahirkan.
Setiap perempuan pasti ingin melihat seri wajah bahagia keluarganya ketika dia melahirkan seorang anggota keluarga baru, melihat banyak tawa dan juga kebahagiaan yang penuh air mata. Tapi tampaknya hal itu tak bisa kuwujudkan dengan mudah.
Jangankan di dampingi, menelepon saja tidak. Bunda seakan tak peduli dengan kelahiran bayiku, kabar tentangku atau sesuatu yang berkaitan dengan diriku. Jangan mentang-mentang aku hanya anak tiri, lantas dia bisa memperlakukanku seburuk ini.
Biar bagaimanapun juga aku ini anaknya, sekalipun aku tidak lahir dari rahim yang sama dengan Farida. Menatap ponsel yang kosong tanpa ada notifikasi apapun hanya bisa membuatku menghela napas berat.
