Akhirnya aku berhasil membujuk Habib untuk ikut bersamaku mengantar Azka mengikuti lomba piano seminggu setelah surat panggilan di terima. Aku merasa senang luar biasa, karena setelah sekian lama akhirnya kami bisa punya waktu untuk bersama lagi.
Meski tidak sepenuhnya berduaan, tapi setidaknya akan lebih banyak waktu yang kuhabiskan bersama Habib selama Azka mengikuti lomba. Sangat tidak mungkin kalau aku dan Habib tidak saling bicara, bukan?
Kami adalah sepasang suami istri. Aneh rasanya kalau suami istri tapi tidak saling bicara. Kecuali memang salah satu dari mereka memang bisu. Haha, itu hanya candaan.
"Jangan lupa makan siang ya, Mas?" pesan Farida sebelum kami semua naik ke mobil.
Habib dengan senyum hangatnya langsung mengangguk dan mencium dahi Farida sebelum pergi. Kukira senyum itu akan bertahan lama, tapi ternyata hilang seketika setelah Habib masuk ke mobil.