Umar masih belum sadarkan diri sejak tadi. Aku bingung, kenapa dia bisa pingsan selama ini. Padahal sudah sejak ashar dia pingsan, tapi sampai waktu isya lewat pun dia masih belum sadar juga.
Aku memperhatikan dia yang masih terlelap di ruang tamu, sementara Habib dan Azka masih belum pulang dari masjid. Mungkin sebentar lagi, dan aku juga sudah menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Mas Umar masih belum sadar juga ya, Bu?"
Aku menggeleng. Sama sepertiku, Mira juga mempertanyaan Umar yang masih belum siuman sampai sekarang. Aneh, ini benar-benar aneh. Aku merasa ada yang salah di tubuh Umar, atau mungkin dia menderita luka dalam yang membuatnya tidak sadarkan diri sampai sekarang.
Aku menyuruh Mira untuk memeriksa, apakah Umar masih pingsan atau hanya tidur saja. Tapi dia benar-benar tidak sadarkan diri. Mira mulai cemas, takut kalau-kalau ada luka dalam yang di alami Umar tanpa sepengetahuan kami.
