"Berapa usia kandunganmu?" tanya Umar di sela-sela kegiatanku yang sibuk menyuapi Rizky.
Bayi itu hanya tertawa bahagia ketika aku tersenyum padanya, hingga saat Umar bertanya, ekspresi wajahku pun langsung berubah datar. Hei, tenang saja. Kami tidak hanya berdua disini, ada dua orang santriwati yang berhalangan dan juga Mira yang sedang makan.
Jadi tidak ada ceritanya berduaan, ya. Aku dan Umar juga tidak mau ditinggal oleh Habib kalau tidak ada mereka. Untungnya Mira selalu siap siaga berada di dekat baby Rizky untuk berjaga-jaga kalau bayi ini tertidur dan dia bisa langsung memindahkannya ke kamar.
"Satu minggu lagi akan genap tujuh bulan," jawabku pada pertanyaan Umar barusan.
"Apa kamu sudah tahu jenis kelaminnya?"
"Perempuan. Sama seperti bayinya Farida," jawabku lagi.
Umar tersenyum. Katanya, dia ingin memberikan sumbangan nama untuk bayiku ketika sudah lahir nanti. Entah itu nama belakang atau nama depan, yang jelas dia ingin nama darinya di pakai untuk anakku.