Kukira Habib sudah tidak peduli, dengan sikapnya yang memang terlihat cuek dan acuh, kurasa dia sudah tidak lagi memikirkan bagaimana kondisiku, bayiku apa lagi orang-orang di sekitarku. Termasuk siapa yang mengantarku ke rumah sakit.
Tapi ternyata aku salah, malam ini dia mendatangiku di kamar saat aku sedang mengolesi krim wajah dan juga memakai wewangian sebelum tidur. Dia masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu, dan langsung datang mendekat hingga pandangan kami saling bertemu di pantulan cermin.
"Sudah mau tidur, ya?" tanya Habib yang sudah jelas jawabannya.
Aku hanya menjawab singkat tanpa melirik, tanganku sibuk memijat leher dengan rambut yang sudah terurai. Sebuah bandana warna putih juga terlihat menonjol di atas kepala dengan warna polos yang membuat penampilanku cukup sederhana malam ini.
"Jadi bagaimana kandunganmu, tidak bermasalah 'kan?" tanya Habib lalu duduk di ujung tempat tidur dengan mengarah padaku.