Rencananya malam ini aku akan pulang ke rumah, menemani Azka sekalian bersih-bersih badan dan ganti baju. Tapi sebelum itu, aku perlu berjalan menaiki lift terlebih dahulu yang kebetulan melewati ruang rawat Farida di lantai empat.
Kulihat dari kaca petak yang ada di pintu, sedikit mengintip ke dalam dan memastikan bahwa Habib ada di sana bersamanya. Ternyata Farida masih belum sadarkan diri, dia terbaring dengan posisi jilbab yang sudah di ganti.
Bunda terlihat tidur di sofa, sementara Habib mengaji di kursi single plastik yang berada tepat di sebelah Farida. Batinku mengeluh sakit melihatnya, rasa ingin masuk dan menarik Habib, tapi juga kasihan melihat kondisi Farida yang sekarang terbaring lemah.
Betapa beruntungnya Farida bisa sampai di cintai lelaki sebaik Habib, yang mau menjaganya sepanjang malam, bahkan terus melantunkan ayat suci Al-Qur'an untuk menemani tidurnya. Kalau aku jadi Farida, pasti sudah tidur nyenyak sampai ke alam mimpi.
