Lagi. Sekali lagi Habib menyalahkanku dengan bentakan hingga membuat benak ini benar-benar hancur dan remuk. Luluh lantak tak berbentuk, membuat langit yang tadinya di taburi bintang kini berubah mendung dan menurunkan hujan.
Orang memang selalu berharap pada langit di pagi hari untuk bersinar cerah bersama matahari, tapi sayangnya matahari sudah membuat langit kecewa hingga bintang pun ikut pergi dan membuat langit menangis.
Rasanya sedikit deja vu, ketika Habib menyalahkanku atas kejadian semacam ini. Masih bayanganku bagaimana Habib marah besar dan menyalahkan diri ini atas kecelakaan buruk yang menimpa Aisyah dulu.
Dia juga marah, sampai aku pergi dari rumah sakit tanpa dia. Itu memang sakit, tapi yang ini jelas jauh lebih sakit. Jika saat itu dia marah karena takut kehilangan bayi Aisyah, tapi kali ini dia marah karena takut kehilangan Farida, wanita kedua yang dia cintai.