Beberapa minggu berlalu, aku sudah kembali ke rumah dan kembali bersama keluargaku di sana. Rasanya tidak terasa, tapi aku selalu menghitung waktu dimana bulan Agustus akan berakhir. Mungkin sekitar satu bulan lagi, dan aku masih di posisi yang sama. Nomor 2.
Batinku memang tertekan, tapi aku berusaha untuk bersikap biasa saja. Ginjalku juga sudah lebih membaik, karena obat yang selalu kuminum secara rutin setiap hari. Dokter masih berusaha mencarikan pendonor ginjal untukku, tapi sampai saat ini masih belum di temukan.
Tidak ada yang tahu penyakit ini selain aku dan Mira, kami masih sama-sama menjaga rahasia ini agar tidak bocor ke telinga orang lain. Hari-hari yang kujalani juga berjalan lancar, tidak ada gangguan dari siapapun termasuk Umar.
Sejak pertemuan terakhir kami di rumah sakit waktu itu, dia sudah tidak pernah lagi menemuiku. Dan karena itu juga aku tahu, bahwa Umar memang bisa di percaya dengan amanah yang kuberikan.