Mira pulang sendiri setelah di pesankan taksi oleh Habib, dan sekarang aku hanya berdua saja di ruang rawat bersama lelaki dengan brewok tebal ini. Dalam satu ruangan, terisi atas dua orang pasien, dan pasien yang di balik tirai—disebelah kiriku ini tidak terdengar di jenguk orang sama sekali.
Aku tidak tahu karena keluarganya sibuk atau bagimana, yang jelas sekarang sudah hampir jam sembilan malam dan dia sama sekali tidak kedatangan anggota keluarga atau di jenguk. Aku juga tidak tahu pasien di sebelah ini laki-laki atau perempuan, karena memang tidak terdengar suara selain suster yang keluar masuk dari sana.
Terlepas dari semua itu, aku sedikit merasa senang karena akhirnya bisa punya waktu berduaan dengan Habib, meskipun harus di rumah sakit dengan keadaanku yang tidak sehat seperti ini. Tapi jika memang hanya ini satu-satunya cara agar kami bisa berduaan, maka aku pun dengan senang hati di rawat sampai besok.