Sampai di rumah, aku lekas membersihkan diri. Tidak bisa mandi karena tidak ada yang membantu, biasanya Umar yang membantuku. Dan kali ini aku hanya membersihkan wajah lalu bergegas ke meja rias untuk menyisir rambut.
Lagi dan lagi, rambutku kembali rontok dan sekarang memberikan ruang baru yang botak dengan diameter sekitar satu senti. Rasanya ingin menangis, tapi aku tetap berusaha terlihat tegar dan melanjutkan kegiatan menyisir.
Sementara itu, Umar yang sedang masih saja kebingungan mencari keberadaan Marisa. Sepertinya perempuan itu memang tidak masuk kantor, karena merekajuga terbangun di pagi hari dan tidak akan mungkin sempat masuk kantor tepat waktu.
Putri yang melihat Umar seharian di kantor hanya berusaha mencari alasan yang tepat untuk Umar yang melakukan aktivitas seks di mobil bersama Marisa. Dia sama sekali tidak kelihatan merasa bersalah, tidak tampak aneh atau justru malu saat bertemu Putri.
