Faisal memang pandai mengejekku, dia tahu kalau sebenarnya aku cemburu atau tidak suka terhadap wanita bernama Putri. Tapi untungnya dia tidak membuatku sampai kesal, dan dia masih bisa membuatku tertawa dengan ledekannya.
Tak lama setelah itu dia langsung kembali keluar dari ruangan dengan alasan harus memeriksa pasien lainnya, sebentar lagi waktu maghrib akan tiba dan dia harus segera pulang sebelum itu. Tak lama setelahnya, Umar datang dengan membawa makanan dan juga beberapa helai baju ganti untukku.
Kukira dia masih dengan urusannya bersama Putri, tapi ternyata dia sempat pulang ke rumah dulu untuk mengambil pakaian ganti dan juga makanan yang dibuatkan umi untukku. Dia membawakannya karena mengira aku belum makan, padahal aku baru saja selesai makan bubur.
"Dari mana saja kamu, Mas?" tanyaku pada Umar saat dia baru saja menaruh makanan di atas meja.