Aku hanya bisa terdiam saat melihat Umar yang langsung meraih ponselnya dan menjawab panggilan dari Putri di luar ruangan. Cemburu? Jelas saja. Ada keperluan apa seorang wanita menelepon lelaki yang sudah bersuami sampai dia harus pergi keluar hanya demi bisa mengobrol dengan fokus tanpa gangguan.
Rasanya dia tidak perlu keluar ruangan segala, dia bisa tetap bicara disini, lagi pula aku tidak akan berisik. Pasien di sebelah juga sedang tidur, kenapa dia harus tetap keluar jika bisa bicara di dalam?
Menyebalkan, tapi itulah kenyataannya. Hingga pada akhirnya aku hanya bisa merengut sambil merebahkan diri di tempat tidur. Umar kembali masuk setelah dia selesai bicara, dia hanya bisa melihatku yang sudah tidur miring sambil membelakanginya yang berdiri di dekat pintu.
"El, apakah kamu tertidur?" tanya Umar yang berusaha mengecek sambil mengintip ke arah pandanganku.