"Aisyah ... adalah cinta pertamaku, benar 'kan?" tanya Habib saat aku berjongkok tepat di sebelah kirinya.
Aku tertegun diam. Bingung harus menjawab apa, kenyataan memang berkata iya, tapi hatiku menginginkan bahwa akulah yang menjadi cinta pertama untuk Habib. Tapi sayangnya aku tidak boleh egois, dan dengan sadar diri akhirnya kepalaku mengangguk.
Habib kembali menatap nisan yang ada di hadapannya. Dia pun langsung membersihkan kuburan yang sudah cukup lama ditinggal itu dari beberapa rumput liar yang tumbuh di sekitarnya. Ada ikatan yang begitu erat antara mereka, membuat Habib tidak sulit untuk mengingat sosok Aisyah.
Sulitnya rintangan yang mereka lewati untuk bersatu, nyatanya tidak membuat mereka di persatukan oleh sang khalik. Memang bukan Aisyah yang menjadi cinta terakhirnya, tapi Habib adalah cinta pertama dan terakhir untuk Aisyah sampai dia menutup mata.