Aku berjalan perlahan menghampiri Umar dan Faisal yang sedang mengobrol berdua, tak jauh di hadapanku. Mereka mengobrol seolah-olah mereka sudah saling kenal cukup lama, sampai tawa mereka memperlihatkan keakraban tanpa sekat antara mereka.
Kutanyakan pada mereka, apakah mereka memang saling kenal atau hanya sekedar guraun dua orang yang baru bertemu untuk pertama kalinya. Karena yang kudengar, Faisal adalah pemilik pesantren juga, siapa tahu dia datang ke sini karena memang di kenal oleh kedua orang tua Umar.
Dan jawaban mereka cukup mengejutkan.
"Faisal ini adalah sahabat karibku, dia juga yang menyuruhku untuk kembali pulang ke Jakarta setelah lama tinggal di Aceh. Mungkin kamu tidak tahu, tapi kami sudah berteman cukup lama, bahkan Habib sendiri tak tahu kalau aku punya sahabat seorang dokter," jelas Umar pula.