Chapter 143 - AMARAH

Buru-buru Farida membantu Habib berdiri dari posisi tidurnya di lantai—dibawah tangga setelah Umar selesai dengan lelaki itu. Wajahnya tampak panik saat melihat luka di dagu kiri Habib yang kelihatan berwarna merah keunguan.

Masih dengan tatapan yang sembab dan penuh air mata, aku melihat mereka berjalan beriringan dengan Farida yang membantu Habib di sampingnya. Tatapan mata Habib memperlihatkan seolah-olah dia menyesal telah melakukan ini padaku.

Aku masih berusaha memanggilnya, tapi duka di hati membuat suara tak mau keluar. Umar berjalan perlahan menghampiriku dengan tatapan tajam. Kedua matanya menatap mataku yang sedang menatap punggung Habib yang perlahan menjauh.

"Biarlah perceraian ini terjadi, El. Ini sudah takdirmu. Jangan mengeluh, aku tahu Elyana tidak suka mengeluh," katanya pula.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS