"Tidak, Azka. Ammun Habib akan marah nanti kalau kamu pergi menemui ammun Umar," kataku melarang Azka.
Sejak tadi dia memohon padaku untuk pergi menemui Umar di taman komplek. Tapi aku jelas melarangnya karena aku ingat pesan Habib, bahwa aku tidak boleh lagi menemui Umar. Bukan tidak boleh dalam artinya di larang, tapi hanya perlu menjaga jarak saja.
Jika aku mengantar Azka ke sana, otomatis aku akan bertemu dengan Umar. Dan kalau Farida sampai tahu, bisa jadi dia melaporkan hal itu pada Habib dan kami akan kembali bertengkar lagi. Aku benci bertengkar dengan orang yang kusayang, dan kuharap hal itu tidak pernah terjadi lagi.
"Ammah, Azka mohon ... kali ini saja, Azka ingin menemui ammun Umar di sana," kata Azka lagi masih belum menyerah.
Aku sudah selesai dengan kompresnya, dan kembali ke pantry untuk menaruh handuk juga mencuci baskom bekas air dingin tadi. Tak peduli seberapa keras Azka berusaha untuk membujukku, aku tetap berkata tidak.