Alex tidak jadi masuk ke dalam mobilnya, karena ia melihat Rachel dan... Satria? 'Kenapa dia bisa ada disini?' Langkah Alex semakin dekat, tapi Rachel akan naik ke atas motor yang dibawa Satria.
"Satria?" tanya Alex tepat dibelakang Rachel
Alhasil, Rachel sangat terkejut mendengar suara Alex yang tiba-tiba datang. Satria yang baru menyalakan mesin motornya pun membuka kaca helm dan tersenyum.
"Hai, Lex."
"Kok, kamu bisa ada disini?" tanya Alex
"Oh iya, ak-"
Omongan Satria tiba-tiba terhenti karena teriakan yang meneriakkan nama Alex.
"Alex!" teriak Claudi
Melihat hal itu Alex tersenyum sambil mengangkat tanggan terpaksa, semwntara Satria tersenyum misterius.
"Kamu mau pulang kan, aku nebeng ya?" tanya Claudi
"Hai, Clau?? Gimana kabar kamu?" tanya Satria kepada Claudi dengan tatapan yang tersirat sebuah kerinduan yang sangat dalam.
Yang disapa hanya menoleh dan hanya sedikut tersenyum terpaksa. Hal itu membuat hati Satria mendadak menjadi sakit.
"Gimana kita ngobrol dulu? Udah lama gak ketemu juga, kan?" usul Alex tiba-tiba
Sontak hal itu membuat Rachel dan Claudi kompak membulatkan mata.
"Sepertinya itu ide yang bagus. Aku tau tempat yang enak." kata Satria
Rachel dan Claudi mau tidak mau mengikuti keinginan kedua laki-laki itu. Hitung-hitung sebagai reuni kecil-kecilan.
Dan disinilah mereka, di sebuah cafe kecil yang letaknya cukup terpencil. Untuk mencapai tempat ini, kita harus turun ke basement yang sukup sepi. Di tempat itu juga terdapat sebuah geng motor bernama Vilax. Satria juga sempat menjelaskan kalau ia termasuk salah satu geng motor itu.
Akhirnya, mereka berempat masuk ke dalam cafe. Tempat itu bisa dibilang gudang dari pada cafe. Tidak ada pelayan disini, tempatnya pun berantakan, asap rokok yang bercampur dengan asap knalpot memenuhi ruangan, dan meja dan kursi sebagian ada yang terbalik. Beberapa orang menatap mereka dengan pandangan aneh dan juga sangar.
"Bang, minumannya 4." pesan Satria
"Aku gak deh Sat, makasih." tolak Claudi
'Tempatnya aja serem dan kotor. Pasti makanannya gak higenis.' pikir Claudi dalam hati.
"Hahaha..." tawa Satria memenuhi satu ruangan itu
"Kalian kenapa mukanya pada ngeliatin gue kayak gitu sih? Santai. Minum dulu, minum."
Saat mereka lebih tepatnya Rachel dan Alex sesang meminum minuman mereka, diam-diam Satria memandang Alex dengam tatapan benci. Ia mengubahnya ketika tatapannya bertemu dengan Claudi.
"So, gimana kabar lo Lex?" tanya Satria pada Alex yang terlihat sok asyik.
"Ya gitulah, balik dari LN sa- maksudnya gue langsung warisin usaha b-bokap."
Semua yang ada dimeja itu tertawa mendengar ucapan Alex yang sok gaul itu. Entah kenapa, hal itu sangat amat tidak cocok untuknya. Alex menat mereka satu persatu, merasa bingung.
"Emang ada yang lucu ya?"
Mereka bertiga kompakan menggeleng. Setelah otu, keadaan menjadi hening, sampai akhirnya Satria membuka pembicaraan.
"Lo masih suka Rachel, Lex?"
Pertanyaan Satria sontak membuat Rachel terbatuk. Melihat Rachel yang terbatuk membuat Alex dan Satria sama-sama segera menyodorkan gelas kearah Rachel. Rachel segera menerima salah satu uluran gelas tanpa melihat siapa pemberi gelas tersebut.
"Makasih kak,"
Alex tersenyum senang melihat gelas pemberiannya diminum sampai habis.
"Maaf semua kayaknya aku harus ke toilet." tiba-tiba saja Claudi langsung berdiri
"Oh ya toiletnya di pojok sana.Tau kan?"
Claudi tersenyum tipis, "Emang dia pernah kasini?" tanya Alex setelah Claudi pergi
Tiba-tiba ponsel Satria berbunyi menandakan sebuah pesan masuk. Tetnyata pesan itu dari Claudi yang menyuruhnya untuk menrmuinya di depan toilet.
"Mm, Lex gak apa-apa kan kalau gua tinggal bentar? Biasa panggilan alam. Hehehe."
Alex pum mengiyakan permintaan Satria. Tinggallah ia berdua dengan Rachel. Hanya ada keheningan menyelimuti mereka. Rachel yang sibuk mengscroll ponsel, sedangkan Alex ningung harus mulai dari mana.
Saat akan masuk ke dal toilet, tangan Satria ditarik dari samping oleh seseorang. Hampir saja Satria memukul orang tersebut, kalau ia tidak melihat perempuan yang ada dihadapannya ini.
PLAK.
Satu tamparan mendarat di wajah Satria,
"Sat, lo gila atau gak punya otak, sih? Bisa-bisanya lo nanya kayak tadi ke Alex." bentak Claudi
Satria memegangi ujung bibirnya yang luka akibat tamparan Claudi. Ia sudah merasa dipermainkan oleh gadis dihadapannya ini.
"Salah emang? Salah kalo gue mau perjuangin orang yang gue suka?!"
Tanpa sadar, Satria telah mengurung dan berteriak dengan suara yang cukup kencang, hingga mungkin terdrngar sampai keluar toilet.
Sesuai dugaan, teriakan Satria terdengar sampai keluar dan mengejutkan Alex dan Rachel. Mereka pun kompak berlari menuju toilet.
Betapa terkujutnya Rachel dan Alex, ketika menyaksikan kedua orang itu sedang berciuman. Sepertinya Satria yang sengaja mencium Claudi. Buktinya saja Claudi seperti orang yang berusaha melepadkan diri.
"Clau?"
"Kak-"
Buru-buru Alex menarik tangan Rachel, tidak perduli dengan suara Claudi yang memanggilnya sambil masih berusaha melepaskan diri dari Satria.
***
Selama perjalanan ke rumah Rachel, suasana di dalam mobil Alex sunyi. Baik Rachel, maupun Alex tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Mereka terlalu larut dalam pikiran masing-masing. Hingga mobil pun tiba di depan gang rumah Rachel. Saat Rachel turun pun Alex tidak mengucapkan apa-apa dan pergi. Sejujurnya hati Rachel agak kecewa.
Rachel membuka pintu pagar rumahnya dengan perlahan, ia tidak mau mrmbangunkan kakaknya dan para tetangga yang mungkin saat ini sudah dengan mimpinya masing-masing.
"Rachel, kok jam segeni baru pulang?" tanya Mira tiba-tiba yang muncul tiba-tiba
"Eee, tadi habis reuni dadakan. Tumben Ibu udah pulang. Ibu gak lembur?"
Mira menggeleng, "Besok bu Jia mau datang ke rumah, mau jodohin kamu sama Satria."
Perkataan Ibunya itu membuat Rachel cukup terkejut. "Maksud Ibu apa?"
"Ibu tau ini sangat tiba-tiba, tapi bisa kamu lakulan hal ini untuk Ibu?"
Melihat tatapan memohon dari Ibunya membuat Rachel dengan sangat terpaksa mengiyakan permintaan dari Ibunya.
***
Esok harinya, Rachel dan Mira kompak tidak masuk kerja. Mereka izin, katanya ada urusan keluarga. Ya memang acara keluaga, acara yang melibatkan hubungan antara Rachel dan juga Satria. Rachel akan dilamar oleh Satria! Mungkin setelah mencium Claudi kemarin, otak Satria jadi agak kurang waras, atau malah tersadar? Entahlah, yang jelas saat ini Satria dan bu Jia berada di rumah Rachel, sedang melamar Rachel.
Setelah tanggal pernikahan ditetapkan, Satria pun menyematkan cincin pada jari Rachel dan mereka pun foto bersama. Selama acara berlangsung, Rachel lebih banyak diam dan menunduk. Diam-diam Adit telah memperhatikan sikal janggal adiknya. Dengan perlahan ia pun membuka pinti kamar adiknya.
"Hel, boleh kakak masuk?" tanya Adit
Gadis yang sedang duduk sambil menangis itu pun dengan segera menghapus air matanya, namun sayangnya Adit melihat adiknya sedang menghapus air mata. Buru-buru Adit menghampiri Rachel yang duduk di atas kasur.
"Lho kok nangis calon pengantin?"
Begitu Adit duduk di kasur, Rachel langsung memeluk erat Adit dan menangis sejadi-jadinya.
"Aku hak mau dijodohin kak, hu hu hu"
"Kamu yang sabar ya, Hel. Ibu hanya ingin yang terbaik buat kamu."
***
Satria celingukan mencari Rachel, 'Masa hilang sih tuh anak.' Dengan sedikit kesal Satria masuk lembali kedalam, dan saat itu ia mendengar suara orang menangis. Ia mengikuti sumber suara dan sampai di depan kamar Rachel. Saat akan masuk, tangannya yang ingin membuka pintu terhenti karena kata-kata Rachel.
"Aku gak mau di jodohin, kak. Hu hu hu."
Tiba-tiba rasa sesak memenuhi dada Satria. Ia sama sekali tidak menyangka omongan tersebut keluar dari mulut Rachel. Hatinya terasa sakit, namun itulah yang harus ia terima. Ia pasti kuat.
"Kak biar aku yang temenin Rachel, diakan calon istriku."
Adit menggangguk lalu hendak berdiri, tapi tangannya ditahan oleh Rachel yang seolah-olah tidak mau ditinggalkan.
"Gak apa-apa. Kakak di depan, kok." bisik Adit sambil melepaskan pegangan tangan Rachel.
Setelah Adit keluar, tinggallah Rachal dengan Satria berdua di dalam kamar. Lalu Rachel segera memunggungi Satria, ketika laki-laki itu mendekatinya.
"Kamu boleh benci sama kakak..."
"..."
"Kamu boleh maki kakak sesuka kamu."
"..."
"Kamu juga bo- Aww."
"Kakak jahat! Cowok gak tau malu!"
Rachel terus memukul-mukul tubuh Satria. Sampai pada akhirnya Satria memeluk erat tubuh Rachel.
"Maaf Hel, maafin aku!"
Akhirnya tangis Satria pun juga ikut pecah di pelukan Rachel.
Akhirnya setelah beberapa lama mereka menangis, kini tangisan keduanya tidak terdengar lagi.
"Kenapa kakak ngelakuin hal itu?"
"Karena sebenernya aku dulu suka sama Claudi. Tapi sejak kejadian kemarin aku akhirnya sadar kalau Claudi gak mencintai aku."
Rachel menarik nafas berat, "Kalau suka kenapa gak dikejar?"
Satria mengheleng perlahan, "Kan sekarang aku punya kamu."
Satria meluk Rachel erat seolah-olah ia takut gadis itu lagi.
"Kak aku punya permintaan."
"Apa? Apapun akan aku lakuin selama aku bisa." kata Satria semangat
"Jangan bilang-bilang kak Alex, ya? Aku mohon."
***