Chereads / Pesona Alam Desa / Chapter 9 - Episode 9: POV Hendarto Part 2

Chapter 9 - Episode 9: POV Hendarto Part 2

Usia berhubungan badan dengan Anita, aku merasa sangat puas sekali. Badanku terasa lemas karena pengeluaran yang aku rasa melebihi biasanya, sampai tiba-tiba saja Anita hendak pindah tidur ke kamar Ria. Sontak aku melarangnya karena jujur saja aku rindu tidur bersama Anita tanpa busana seperti dulu, Anita pun setuju dengan usulanku dan memilih untuk masuk ke dalam kain sarung yang aku pakai.

Aku peluk Anita dan serangan rasa kantuk tak dapat lagi aku tahan, hingga akhirnya aku tertidur pulas.

Aku tidak tahu jam berapa sampai kesadaranku kembali, rupanya hari sudah pagi, adanya suara Juleha yang membangunkan kami. Aku bersyukur karena kedua anakku belum terbangun, usia berpakaian segera aku membangunkan kedua anakku dan segera bersiap ke sawah.

Tapi, seperti biasa Ria masih belum bisa ikut dan aku memaklumi akan hal itu. Segeralah aku menuju sawah bersama Rio dan Anita, saat sampai disana aku sudah mendapati Juleha dan Udin yang memang sudah ada disana.

Anita nampak sudah tahu kalau ada terong yang matang, aku pun tidak banyak tanya saya dia pergi bersama Udin ke kebun terong yang cukup luas.

Hari begitu cepat berlalu dan badanku sudah mulai terbiasa dengan kegiatan hari-hari didesa kini aku tinggal, jam 8 malam aku yang memang perokok meminta izin kepada Anita untuk pergi ke warung guna membeli rokok. Tapi aku agak tertegun saat dia tidak menanggapi apa yang aku katakan, mungkin dia sedang banyak pikiran pikirku.

Jam 10 malam aku pulang dan kaget rasanya karena Anita tidur di luar bersama Juleha, sesaat birahiku bangkit tak kala melihat pahanya yang tersingkap. Aku masuk ke dalam kamar Ria yang sudah tertidur, kembali berguncanglah birahiku saat menatap payudaranya yang baru tumbuh.

Saat balik lagi ke luar kamar aku mendapati Juleha mengangkat tangannya dan memperlihatkan buluh ketiaknya, birahiku langsung luntur karena jujur saja jijik rasanya dengan wanita tidak mengurus bulu ketiak macam Juleha. Tidak seperti Anita dan Ria yang tidak punya bulu ketiak sama sekali.

Sebelum aku tidur di samping Anita, kudapati dia masih belum terlelap. Entah kenapa dia bangun dan mengajakku ke dapur, aku pikir Anita sudah gila kalau mau berhubungan intim ketika ada Juleha, terlebih masa iya harus di dapur.

Mataku terbelalak saat mendengar perkataan Anita, aku juga heran dengan pembicaraannya karena seolah dia ragu untuk mengatakan itu.

Pagi harinya aku panggil Udin dan aku langsung labrak dia akan perselingkuhannya, dia mengaku dan aku reflek menampar pipinya. Ada yang aneh dengan wajah Anita ketika aku mengintrogasi Udin, tapi sesaat kemudian wajahnya terlihat tenang tak kala Udin mengatakan kalau selingkuhannya ada perempuan dari desa sebelah.

Aku bukan orang bodoh yang gampang percaya segala ucapan dari Udin, maka aku punya rencana sendiri dengan melibatkan anak dari Juleha yaitu Kosim.

Aku sengaja mengontak dirinya yang ada di pesantren, saat aku ceritakan semuanya dia sangat terkejut dan kecewa dengan Udin. Maka dari itu dia akan segera ke desa dan ingin mengetahui langsung dari mulut Udin, dia pun meminta aku untuk membawa keluargaku kecuali Udin untuk dapat berbicara langsung kepadanya.