CUP
Deg ... Deg ... Deg ...
"Ka ... kamu ngapain, Vin?"
"Susstt... jangan berisik. Aku mau kasih tunjuk cara lain," ujar Vincent sangat lirih.
Melamut jarinya yang masih mengeluarkan darah masuk kedalam mulut Vincent. Mendiamkannya sebentar di sana lalu dikeluarkannya kembali. Sorot mata Vincent yang kembali menuju ke arah Freya dan mulai mengunci pandangannya, Freya ikut masuk dalam tatapan itu.
Detakan jantung mereka saling berpacu, terkesiap Freya mendapat tatapan secara tiba-tiba. Jarak mereka sangat lah dekat sekarang, hanya berjarak beberapa inci saja mereka berada, mungkin satu dorongan sudah bisa mengalihkan Vincent menuju bibir ranum istrinya.
Freya meneguk salivanya susah, tatapan maut Vincent tak bisa dirinya hindari lagi. Tak bisa beralih pandangan atau yang lainnya, Freya merasa sedang terperangkap di suatu tempat dan tau tahu jalan keluar.
