"Tapi … aku enggak bisa menerima ini, Mas."
Bella semakin tertunduk. Dirinya juga tak suka dikasihani oleh siapa pun. Mendapat bantuan dari siapa pun. Menurutnya hal itu sama saja menjelekkan nama Bella sendiri.
"Tidak … kalian hanya ingin mengasihaniku, kan? Kakak bisa membangun restoran Kakak sendiri, Bel. Tanpa harus kamu yang membangunkan semua ini untuk Kakak. Kakak bisa."
Pandangan Bella sekarang berubah mencadi kekecewaan. Berubah sendu beberapa detik kemudian. Apakah ini lelucon untuknya? Hah! Bahkan dirinya saja ingin tertawa.
Abel jadi merasa bersalah di sini. Bukan maksud Abek untuk membuat Bella tersinggung. Tapi sepertinya, Bella sudah cukup kecewa kepadanya.
Dengan cepat Abel pun lebih mendekati tempat berdirinya Bella. Menatap kedua mata Bella dengan singguh-sungguh dan penuh keyakinan. "Kak, jangan pikir ini sebuah kasihani ke Kakak.
Aku tahu Kak Bella sudah lama. Aku bisa dengan mudah menyimpulkan apa yang sedang Kak Bella pikirkan sekarang. Tapi Kak …