"Tidak Radit. Jangan salahkan Bella di sini. Mungkin dia sedang kalut sekarang hingga tak bisa berpikir jernih. Isrimu itu sedang tertimpa musibah, maka Mama tak pernah tersinggung dengan perkataannya. Mama bisa mengerti, kok."
Mita dengan sengaja melembut-lembutkan nada perbincangannya. Memandangi mata sang putra dengan penuh cemas dan harap. Menggelengkan kepalanya memberi pertanda bahwa dirinya tak kenapa-kanapa. Dari jauh sana, tampak seorang gadis berdecih pelan muak dengan tingkah Mita.
Radit bisa mengerti jika Mamanya memang sangat pengertian pada Bella. Mengusap punggung sang mama dengan lembut sambil berulang kali mengatakan terima kasih kepadanya. Radit sangat bersyukur kalau mamanya selalu bisa mengerti kondisi menantunya ini.
Perlahan, suara tepukan tangan mulai terdengar pada pendengaran Radit maupun Mita. Tertawa jahat sengaja agar orang yang ada di hadapannya ini sadar akan tingkahnya. Langkah Abel semakin mendekat dan mulai memperkikis jarak di antara keduanya.