Hubunganku dengan Bang Anton kembali merenggang pasca pulang dari rumah sakit. Bahkan tadi ketika menjemput pun hanya Arnold yang hadir. Ketika aku menanyakan ke mana Bang Anton, Arnold tidak berani menjawabnya.
Pria itu benar-benar besar ego sehingga tidak memikirkan bagaimana perasaanku. Padahal saat ini jika dilalui berdua maka akan sangat nikmat. Kenapa dia marah padaku padahal dia tahu bagaimana sikapku itu hanya sementara.
"Abang lo bener-bener ya keterlaluan banget deh sama gue," kataku.
"Ya mau gimana lagi mbak," jawab Arnold singkat.
"Lo kenapa sih jawabnya singkat banget, nggak mau dengerin curhat gue ya?" kataku.
"Ya gue lagi nyetir, Mbak. Nggak fokus kalau ngobrol," jawab Arnold.
"Biasanya juga lo curhat biasa aja. Kenapa sekarang mendadak mikirin hal itu?" selidikku kesal.
"Kan, obrolannya serius Mbak. Jadi gue perlu fokus," jawabnya.
"Alasan aja sih," kataku.