Sudah dua hari Bang Anton menghilang. Setelah berpikir panjang, akhirnya aku meminta Arnold untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak Kepolisian. Kami bersyukur karena ada rekaman di sana yang bisa mengurus dengan cepat laporan yang kami berikan. Sejak suamiku hilang seperti ditelan bumi, bahkan mobilnya saja entah di mana.
Anak-anak sudah menanyakan di mana keberadaan ayahnya, tetapi aku tidak bisa menjawab karena takut mereka kehilangan kepercayaan diri. Saat ini pikiranku juga bercabang memikirkan Kiara yang masih belum dijemput. Jika mau minta Arnold untuk menjemput Kiara pasti anak itu tidak mau.
"Mbak ipar, mobilnya Bang Anton ditemukan!" Arnold berteriak dari lantai atas.
"Apa? Dimana? Gimana Bang antonnya? Apa cuma mobilnya yang ketemu?" balas ku.
"Bang antonnya tidak ada, baru mobilnya saja Mbak," jawab Arnold.
"Oh begitu, ke mana ya Bang Anton? Kenapa dia belum datang?" Hatiku menata sedih lagi, setelah mencoba tegar sejak kemarin.