Nabila datang ke rumah lalu memperkenalkan diri pada Anton. Sepertinya dia sudah tahu kalau Bang Anton sedang hilang ingatan. Itu sebabnya Dia sangat santai seolah tidak terjadi apapun. Mereka mengobrol tanpa beban, seperti saat Bang Anton ingat siapa dirinya.
Aku hanya menatap jengah keduanya, rasa cemburu bergelayut di dalam hati. Tapi tidak bisa berbuat apapun, Nabila seperti sengaja mencari masalah dan memanfaatkan keadaan. Benar kata Bang Anton dia memang berkarakter tidak tahu diri.
Setelah kemarin sempat berpikir bahwa aku akan berpisah dari Bang Anton, jika mami terus ikut campur dengan masalah Rumah tanggaku sekarang aku mulai ciut. Aku tidak tega untuk meninggalkannya sendirian apalagi di bawah pengaruh Mami. Jika dia saja bisa bertahan demi aku kenapa aku tidak bisa bertahan untuknya apa aku terlalu egois.
"Anton Kapan kamu nikah Siapa yang jadi calon istri kamu." Tiba-tiba Nabila melontarkan pertanyaan seperti itu sontak aku sangat terkejut.
