235
Setelah keluargaku semuanya pulang, aku dan Bang Anton menemui Mama Amberly di ruangannya. Wanita itu menatapku tajam entah benci atau kaget dengan kehadiranku. Sonia menyambut kedatanganku dengan ramah, sikap songongnya yang biasa dia tunjukkan hilang seketika.
"Mbak Dinda. Terima kasih sudah mau nengok Mama," ucap Sonia.
"Sama-sama, Mama nggak bisa ngomong sama sekali ya?" tanyaku.
"Iya, Mama cuman bisa gitu tidur kelihatan udah," jawab Sonia.
"Bukannya menantu kesayangan Mama kamu sudah keluar dari rumah sakit jiwa? Kenapa tidak datang ke sini menengok Mama?" Kata Bang Anton bertanya soal Aisha.
"Kak Aisha dia masih ada dalam perawatan. Tidak bisa kemana-mana. Oh ya aku harus memberitahu kalian sesuatu."
Aku dan Bang Anton saling memandang.
"Jangan tunjukkan Kiara di depan Kak Aisha. Kalau tidak dia akan membunuh anak itu."
"Apa yang kamu katakan Sonia? Kenapa kamu bilang Aisha mau membunuh anaknya sendiri?" tanyaku kaget.