Hatiku gelisah meninggalkan rumah. Ternyata aku tidak sekuat itu untuk tega kepada Kiara dan Bang Anton, namun pria itu sama sekali tidak mengerti bagaimana perasaanku saat ini. Aku menelpon mama untuk menenangkan pikiran. Ya, sedikit terbantu meski tidak sepenuhnya sesak ini hilang.
Saat sedang berada di restoran hotel, aku melihat Joe sedang duduk di sana. Aku buru-buru pergi karena tidak mau bertemu pria itu, akan tetapi Joe sudah melihat dan dia memanggilku, mau tidak mau aku harus menghadapinya dulu.
"Dinda, kamu ngapain di sini? Apa kalian masih berantem?" tanya Joe hati-hati.
"Jangan bertanya lagi, itu masih terjadi sampai saat ini," jawabku dengan kedua mata yang sendu. Juga berkaca-kaca.
"Maafkan saya karena saya kalian jadi bertengkar." Joe terlihat merasa bersalah atas ucapanku tadi.
"Bukan salah kamu karena kamu hanya korban. Justru aku yang meminta maaf atas sikap suamiku." Aku menunduk dalam memgingat kemarahan Bang Anton waktu itu.