Kesal mendengar perkataan Erina aku mencubit perutnya, hingga wanita itu menggeliat kesakitan Erina mengusap-ngusap bagian perutnya dan terlihat kesal padaku. Dia membalas dengan mencubit lenganku, tapi aku menjambak rambutnya hingga Erina tidak bisa melawan.
"Sakit lu main cubit-cubit aja dasar nyebelin!" seru Erina.
"Ya lagian kalau ngomong suka nggak disaring. Mana mungkin gue ada main sama si Joe, orang dari zaman kuliah aja kita kayak apaan tau berantem mulu," jawabku.
"Ya kan, kita sebagai netizen yang baik perhatian sama lo Dinda," kata Erina dengan gaya sengaknya.
"Nggak begitu juga sayang, kalau mulut lo keterlaluan, gue bawain cabai juga lu!"
"Ya maaf deh, gue nggak lagi-lagi. Tapi beneran aneh aja kenapa lo didengerin tapi tunangannya sendiri nggak."
"Kan, udah gua bilang mereka dijodohin jadi nggak mungkin terjadi Chemistri dalam waktu cepat. Gue sama Bang Anton aja yang sering interaksi butuh waktu lama untuk kita bisa saling memahami," kataku.