176
Tengah malam aku terkejut, sudah ada suara di pagi buta yang berasal dari dapur, aku bangun karena udara dingin dan suara tersebut. Saat keluar ternyata Ambu sudah berada di depan tungku, kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 3 dini hari, aku mengucek mata karena takut salah melihat.
"Neng Dinda, kamu mau ke jamban ya? Kok bangun malam-malam?" tanya Ambu melirik padaku.
"Nggak Ambu, aku dengar suara di dapur. Jadinya aku bangun, aku kira apa ternyata Ambu," jawabku.
"Ya ampun. Ambu mah emang biasa bangun jam segini, biasa kalau malam itu Ambu ngadunya sama Allah," jawabnya.
"Oh ya Ambu aku paham," sahutku.
"Kalau Neng Dinda mau bobo lagi, ya sana bobo lagi aja. Nggak apa-apa kok, Ambu mau siapin dulu bekal buat ke ladang. Namanya juga pakai tungku, lama kalau masak," jawab Ambu.
"Oh ya udah kalau gitu, aku bobok lagi ya Ambu. Soalnya nggak terbiasa banguntidur jam segini."
"Mangga geulis kamu istirahat aja," sahut Ambu.