162
"Dulu pernah, ketika kita masih kuliah. Tapi kemudian kamu memilih Denis, jadi aku yang mundur," jawab Joe setelah beberapa saat diam.
"Benarkah?" Nafasku tercekat mendengar jawabannya.
"Iya, tapi sayangnya dialog barusan. Aku dapatkan dari sebuah novel, jadi itu bohong," kata Joe sambil terkekeh.
"Menyebalkan!" seruku kesal.
"Serius amat, lagian kamu lucu banget sih. Nanya aneh-aneh aja," kata Joe.
"Ya habis sikap kamu memang aneh. Kamu itu kaya orang lagi jatuh cinta tau gak. Harusnya, kamu itu pergi sama tunangan ke sini. Ajak dia main, kenapa kamu ajak aku."
"Kalau dia sudah di alam yang berbeda. Bagaimana aku mengajaknya?" Joe menatapku lurus.