161
Joe melemparkan gelas yang sedang dipegangnya. Setelah melihat bukti foto pertemuan Mas Denis dengan Nita, rekaman suara, dan file perusahaan Mas Denis, emosi Joe memuncak. Terlebih ketika dia mendengar bahwa pria itu membunuhku, karena ingin mengambil uang hasil penjualan rumah lama kami.
"Sebetulnya hal ini pernah Pak Anton katakan padaku, Joe. Tapi dia tidak punya bukti," kataku pada Joe.
"Secepatnya semua ini harus dikirimkan pada polisi. Dia tidak boleh bernafas bebas lagi!" seru Joe, wajahnya merah padam seiring emosinya yang kian memuncak.
"Tidak, aku tidak mau bertindak gegabah sekarang," jawabku.
"Kenapa? Bukannya lebih cepat, itu malah bagus, Dinda," kata Joe.
"Aku harus mendapatkan surat cerai dulu darinya. Kalau tidak begitu, aku tidak ada senjata untuk bungkam dia, supaya lepasin aku jadi istrinya."
"Hmmm, rumit juga sih."
"Ya memang, tapi mau bagaimana lagi. Kamu bilang kemarin, aku harus sabar. Dia licik, aku harus cerdas kan?" kataku.