Pagi ini dokter datang memeriksa keadaanku yang sudah bisa menggerakkan jari juga tangan. Entah apa yang wanita itu lakukan, karena dokter juga memintaku melakukan beberapa hal untuk mengecek keadaan tubuhku. Dari mulai menggerakkan jari, hingga senyum dan juga menggelengkan kepala.
Melihat senyum lebar mengembang di wajah dokter, sepertinya ada perubahan cukup signifikan di fisikku sekarang. Semoga saja semuanya segera membaik, karena aku ingin pulang dan bertemu keluargaku.
"Pak Anton tolong bisa di dudukan saja Dinda nya," kata dokter.
"Baik dokter," sahut Pak Anton lalu dia menghampiriku dan mencoba mengangkat tubuhku untuk setengah duduk.
Rasanya aneh yang disentuh oleh orang asing, tapi ini keadaan darurat. Bagaimanapun aku harus menurut, apalagi ini tentang kesehatan. Aku belum bisa duduk sempurna, tapi tulang ekor terasa sakit rasanya aku meremas kemeja Pak Anton.
"Dinda, kamu kenapa? Apa kamu sakit?" tanya Pak Anton.