Mas Denis menarik tubuhku untuk menjauh dari Mamanya Aisha. Orang yang sudah selesai salat maghrib, entah siapa namanya. Juga menarik tubuh Mama Aisha menjauh dariku.
Adu mulut tidak terelakkan antara aku dan Mama Aisha. Aku tidak mau terus diinjak harga diri oleh mereka. Sudah cukup Aisha yang memperlakukanku demikian dan sekarang aku langsung berontak.
"Cukup Dinda, cukup!" bentak Mas Denis.
"Mas, kamu berani bentak aku?" Sontak aku terkejut mendengar suara Mas Denis.
"Ya-- ya maaf, habisnya kamu nggak bisa diam," kata Mas Denis.
"Cukup dan makasih," jawabku.
Segera kuraih tas dan mukena, lalu bergegas pergi keluar dari ruangan rawat inap. Mas Denis menyusulku dari belakang dan terus berteriak memanggil. Tapi aku malas menanggapinya dan berjalan hendak pulang ke rumah.
"Dinda, tolong jangan pergi Dinda. Nanti, siapa yang jaga Aisha," kata Mas Denis.