Suasana makan malam hanya heboh dihiasi suara Aisha yang bermanja pada Mas Denis. Sedangkan Mas Denis bersikap biasa saja padanya, sesekali Mas Denis hanya menyahuti omongan Aisha dengan perkataan pendek. Mas Denis mencomot makanan di piringku, lalu tidak segan minum dari gelasku.
Hal itu jelas memancing reaksi Aisha yang cemburu, wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Tapi aku tidak begitu mau peduli dengan perang dingin antar suami istri tersebut. Selesai makan malam, aku duduk di ruang tv untuk menonton.
Tidak lama kemudian, Mas Denis menyusul lalu duduk di sofa sebelah. Aku hanya melirik padanya, Mas Denis tersenyum genit. Aku mengalihkan pandangan ke tv dan pura-pura fokus.
"Dek, malam ini boleh Mas tidur sama kamu?" tanya Mas Denis.
"Hah? Mau apa?" sahutku kaget.
"Ya mau tidur sama kamu lah. Kamu kan, masih istri Mas," jawab Mas Denis.
"Ya, maksudku mau apa tidur sama aku. Bukannya lagi seneng kelonan sama Aisha," kataku.